Skip to main content

SEDIAAN CAIR SUSPENSI PARACETAMOL DAN EMULSI MINYAK IKAN


                    “SEDIAAN CAIR SUSPENSI PARACETAMOL DAN EMULSI MINYAK IKAN”
II.        TUJUAN
    Mengetahui dan mrnguasai sediaan pmbuatan cair.

III.        SEDIAAN CAIR TERDIRI DARI
                 
1.    Solutins (larutan)
2.    Suspensions(suspensi)
3.    Emulsa(emulsi)

IV.        DASAR TEORI

   Solution (larutan)
           Larutan adalah sediaan yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut di gunakan air suling kecuali di nyatakan lain.
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, selain obat. Sebagai pelarut utama elixir adalah etanol yang di maksudkan untuk mempertinggi kelarutan.
Mixtura adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut banyak.

    Suspensiaon(suspensi)
           Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, tidak boleh cepat mengendap, bila di gojok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali.

    Emulsa(emulsi)
            Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, di stabilkan dengan zat pengeulsi atau surfaktan yang cocok. Merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, bisanya air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi manjadi butit-butir kecil dalam cairan yang lain.
           Berdasarkan cara pemberiannya, bentuk sediaan cair di golongkan menjadi :
Ø  Sediaan cair oral : potiones (obat munum), elixir, sirup, guttae.
Ø  Sediaan cair topical : collirium, gargarisma, mouthwash, guttae nasales, guttae opthalmicae, guttae auricularis, irigationes, inhalations, ephitema, lotion.
Ø  Sediaan cair rektal/vagina : clysma, douche.
Ø  Sediaan cair perenteral : injeksi.
Keuntungan sediaan cair :
1.    Cocok untuk penderita yang sukar menelan tablet
2.    Absorpsi obat lebih cepat di bandingkan dengan sediaan oral lain.
3.    Homogenitas lebih terjamin.
4.    Dosis/takaran dapat di sesuaikan.
5.    Dosis obat lebih seragam dibandingkan semi padat, terutama bentuk larutan. Untuk emulsi        dan suspensi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan.
6.    Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau di rusak cairan lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat di kurangi dengan memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena faktor pengenceran.
Kerugian sediaan cair :
1.    Tidak dapat di buat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.
2.    Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar di tutupi.
3.    Tidak praktis
4.    Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggl, dan harus menggunakan alat khusus.
5.    Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi.
6.    Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus.                 (sediaan parenteral)

V.          FORMULA SEDIAAN CAIR ORAL
a)      Sirup prasetamol/acetaminophen.
R/ parasetamol      120mg/5ml
Etano                 l 5ml
PEG                  5,5ML
Sir simplex        40%
As benzoat        1%
CMC                 1%
Pewarna            1%
Essenese            q.s
Aqua   ad    60ml

Perhitungan bahan.


Cara kerja :
1.      Botol di kalibrasi 60ml
2.      Timbang parasetamol masukkan dalam beker gelass + etanol aduk ad larut. PEG + as benzoat aduk ad larut.
3.      Taburkan CMC di atas air biakan sampai mengembang aduk.
4.      No 2 + no 3 aduk ad larut, + pewarna aduk ad homogen.
5.      Tambahkan air ad 60ml + essenese q.s


b)      Emulsi minyak ikan.
R/ Minyak ikan     20ml
Air                    10ml
PGA                  5
Sir simplex        20%
Aqua     ad    100
Perhitungan bahan :
Ø  Minyak Ikan                            = 20 ml
Ø  Air                                           = 10 ml
Ø  PGA                                        = 5
Ø  Sirup Simplex              =  = 20 ml
Ø  Aqua ad                                  = 100

Cara kerja :
1.      Pembuatan korpus emulsi dengan perbandingan MINYAK : AIR : PGA = 4 : 2 : 1
2.      Masukkan minyak ikan ke dalam mortir tambahkan PGA aduk ad homogen, masukkan air sekaligus aduk ad terjadi korpus emulsi.
3.      Tambahakan sir siplex aduk ad homogen + air ad 100.

VI.          PEMBAHASAN
            Parasetamol (Acetaminophen) mengandung tidak kuran dari 98,0% dan tidak lebihdari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
 Pemerian        : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
 Kelarutan         : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalm 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.
 Khasiat           : Analgetikum ;Antipiretikum.
Parasetamol merupakan obat golongan analgetik-antipiretik yang saat ini banyak digunakan sehingga perlu dibuat suatu formula yang stabil untuk sediaan sirup. Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik-antipiretik. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak-anak.
Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak.

VII.            KESIMPULAN.
Parasetamol merupakan salah satu yang paling umum digunakan 'over-the-counter' obat-obatan, terutama untuk penyakit ringan yang diderita oleh banyak anak-anak.Tapi terkadang tidak digunakan dalam dosis yang tepat, yang mungkin membuatnya kurang efektif atau berbahaya.
Menggunakan parasetamol utama adalah untuk menghilangkan rasa sakit dan untuk mengurangi demam. Sementara yang memiliki suhu dinaikkan tidak selalu hal yang buruk, karena dapat membantu kekebalan tubuh, dapat membuat orang yang terkena merasa sangat tidak nyaman.
Definisi emulsi adalah dua zat cair yang berbeda jenisnya dalam keadaan koloid. Dua zat air ini tidak saling melarutkan. Misalnya air susu, air santan, serta air dalam minyak seperti minyak rambut dan minyak ikan. Air tidak bisa bercampur dengan minyak. Jika air dikocok dengan sedikit minyak, maka minyak akan menyebar ke seluruh bagian, tetapi kalau dibiarkan akan berpisah

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
3.www.tradeindia.com/suppliers/paracetamol-syrup.html





Popular posts from this blog

KERAPATAN DAN BERAT JENIS

                     PRAKTIKUM FARMASI FISIK I                  ‘‘ KERAPATAN DAN BERAT JENIS ’’ Oleh : Nama         : Amelia dian syahila NIM      : 1 7113146 A Kelomp ok : B                                           FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUD I                      2011 I.  TUJUAN             Menentukan kerapatan dan berat...

Formulasi Dalam Pembuatan Sediaan Setengah Padat

II.       TUJUAN : Mengetahu i dan menguasai cara pembuatan sediaan semi padat III.    DASAR TEORI : Sediaan semi padat sendiri diantarany adalah : salep, linimentum, oculenta,dll. Salep adalah sediaan semi padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok ( FI. Ed III ).      Linimentum : Sediaan cair atau Kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat melepaskan otot atau menghangatkan, digunakan sebagai obat luar.      Oculenta : atau yang biasa disebut salep mata, adalah sediaan setengah padat yang pada umunya Hanya digunakan sebagai pelindung kulit.

PERANAN, FUNGSI, DAN TUGAS APOTEKER DI APOTEK

A.     Apotek Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran  sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian ini  didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI  No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian  Izin Apotek. Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu  meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,  pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,  pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional  harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan  sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. B.      Apoteker Menurut Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tent...