Skip to main content

Kromatografi Lempeng Tipis


PENDAHULUAN


1.1. TUJUAN
1. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum dari setiap noda atau bercak pada lempeng KLT.
2. Untuk memperoleh panjang gelombang optimum dari seluruh noda atau bercak pada lempeng KLT yang akan dianalisis.


1.2. DASAR TEORI
Densitometri adalah metode analisis instrumental yang berdasarkan interaksi radio elektromagnetik dengan analit yang merupakan noda pada KLT. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan noda pada KLT yang ditentukan adalah absorbsi,transmisi,pantulan (refleksi) pendar fluor atau pemadaman pendar fluor dari radiasi semula. Densitometri lebih di titik beratkan untuk analisis kuantitatif analit-analit dengan kadar yang sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu dengan KLT.
Prinsip analisis kuantitatif dengan metode densitometri hampir sama dengan metode spektrofotometri. Penentuan kadar analit yang dikorelasikan dengan area noda pada KLT akan lebih terjamin kesahihannya dibanding metode KCKT atau KGC,sebab area noda kromatogram diukur pada posisi diam atau zig-zag menyeluruh.
Teknik ini di kembangkan pda tahun 1930 oleh ismallof dan schldber,adsorben di lapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam. Fase gerak akan merayap sepanjang fase diem dan terbentuklah kromatogram penotolan cuplikan berganda dan tersedianya berbagai metode seperti KCP,KCC, dan kromatografi ekslusi. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu kromatografi yang berdasarkan adsorbsi, tahapan analisis dengan kromatografi lapis tipis sama seperti pada kromatografi kertas. Kelebihan kromatografi lapis tipis di bandingkan dengan kromatografi kertas adalah waktu elusi yang relatif lebih pendekdan dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Sifat umum penyerap-penyerap untuk kromatografi lapis tipis adalah mirip dengan sifat- sifat penyerap untuk kromatografi kolom. Dua sifat penting dalam penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya karena adhesi terhadap penyokong sangat tergantung kepada keduanya.
Harga Rf merupakan karateristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan titik tepi muka pelarut dari awal.

 Harga Rf =                Jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal  
                                 Jarak  yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu pelarut,suhu,ukuran dari bejana,kertas dan sifat dari campuran.


1.3. ALAT dan BAHAN
·        ALAT
TLC Scanner CS-930 IPC Shimadzu
·         BAHAN
Lempeng KLT yang telah dielusi dan berisi standar dan campuran sampel

PENUTUP
3.1.PEMBAHASAN
Pertama-tama perlu membuat plat kromatografi,yaitu untuk membentangkan penyerap dalam lapisan tipis yang berkelakuan sebagai penyokong yang inert.Penyerap padat yang berbentuk bubukan halus biasanya pertama-tama dibuat menjadi bubur(slurry) dengan air (kurang umum dengan zat cair organik yang mudah menguap) dan dibentangkan diatas plat gelas.Pembuatan lapisan tipis diatas kaca ada beberapa cara yaitu dengan jalan penyemprotan atau pencelupan, disamping dikerjakan dengan tangan dapat juga dengan mesin.Plat yang telah dilapisi dipanaskan atau diaktifkan dengan jalan memanaskannya pada suhu kira-kira 1000C selama beberapa waktu lamanya.
Kromatografi lapisan tipis perlu dibandingkan pertama-tama dengan kromatografi kolom serapan, karena mempunyai sistem fisika yang bersamaan diantara keduanya dan kedua dengan kromatogafi partisi kertas karena mempunyai kesamaan dalam teknik eksperimennya.
Kromatografi kolom merupakan proses yang lambat,yang membutuhkan penyerap relatif dalam jumlah yang besar demikian pula cuplikan yang digunakan.Didalam eksperimen terdapat ketidak untungnya yaitu sukar dalam melokalisir senyawa-senyawa dalam kolom.Sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis hanya membutuhkan penyerap dan cuplikan dalam jumlah yang sedikit dan noda-noda yang terpisahkan dilokalisir pada plat seperti pada lembaran kertas.Setelah pemisahan mudahh diperoleh senyawa-senyawa yang terpisah secara individu yaitu dengan jalan mengeruknya dan mengumpulkan tiap-tiap lapisan dalam mana lapisan tersebut diserap.
Bila dibandingkan dengan kromatografi kertas, metoda lapisan tipis mempunyai keuntungan yang utama, yaitu membutuhkan waktu yang lebih cepat dan diperoleh pemisahan yang lebih baik.Waktu rata-rata untuk kromatografi lapisan tipis dengan panjang 10 cm pada silika gel adalah sekitar 20-30 menit (tergantung dari sifat fasa bergerak) sedangkan pemisahan yang sama dengan kertas yang mempunyai jenis cepat memerlukan waktu dua jam.Untuk pemisahan-pemisahan secara kualitatif pada plat yang kecil memerlukan waktu sekitar 5 menit.
Hasil pemisahan yang baik ternyata dari kenyataan bahwa penyerap dalam kromatgrafi lapis tipis mempunyai kapasitas yang lebih besar bila dibandingkan dengan kertas.Lebih lanjut dan yang sangat penting keuntungan dari sistem serapan ialaah bahwa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofoi, seperti lipida-lipida dan hidrokarbon, dimana hal ini sukar dikerjakan dengan kertas.Sekarang pemisahan dengan lapisan tipis telah digunakan dalam kebanyakan lapangan-lapangan organik dan beberapa dalam kimia anorganik.
Lokasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada lapisan tipis dikerjakan seperti pada kertas, tetapi pereaksi-pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat dapat digunakan pada lapisan tipis dengan catatan bahwa materi lapisan tipis adalah senyawa yang tak bereaksi seperti silika gel atau alumina.
Sifat-sifat umum dari penyerap-penyerap untuj kromatografi lapisan tipis adalah mirip dengan sifat-sifat penyerap untuk kromaatograafi kolom. Dua sifat yang penting dari penyerap adalah besar partkel dan homogenitasnya, karena adhesi terhadap penyokong sangat tergantung pada mereka. Besar partikel yang biasa digunakan adalah 1-25 mikron. Partikel yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan salah satu alasan untuk menaikkan hasil pemisahan adalah menggunakan penyerap yang butirannya halus. Sedangkan dalam kolom partikel yang sangat halus akan mengakibatkan aliran pelarut menjadi lambat, pada lapisan tipis butiran yang halus memberikan aliran pelarut yang lebih cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapisan tipis yang juga mempengaruhi harga Rf  :
1)      Stuktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.
2)     Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya (Biasanya aktifitas dicapai  dengan pemanasan oven, hal ini akan mengeringkan serapan dari penyerap). Perbedaan penyerap akan memberikan perbedaan yang besar terhadap harga-harga Rf meskipun menggunakan fasa bergerak dan solute yang sama, tetapi hasil akan dapat diulang dengan hasil yang sama, hanya akan diperoleh jika menggunakan penyerap yang sama juga ukuran partikel tetap dan jika pengikat (kalau ada) dicampur hingga homogen.
3)    Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap. Meskipun dalam prakteknya tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu diusahakan tebal lapisan yang rata. Ketidak rataan akan menyebabkan aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.

3.2.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan di atas, diperoleh kesimpulan sebagaiberikut :
   KLT bekerja dengan cara perambatan fase bergerak pada fase tidakbrgerak sehingga menimbulkan bercak pada lempeng.
   Identifikasi zat tidak dapat dilakukan karena bercak yang dihasilkantidak menyebar.
   Perhitungan Rf juga tidak bisa dilakukan karena bercak yang tidakmenyebar.
   Warna bercak yang dihasilkan adalah biru samar







Popular posts from this blog

KERAPATAN DAN BERAT JENIS

                     PRAKTIKUM FARMASI FISIK I                  ‘‘ KERAPATAN DAN BERAT JENIS ’’ Oleh : Nama         : Amelia dian syahila NIM      : 1 7113146 A Kelomp ok : B                                           FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUD I                      2011 I.  TUJUAN             Menentukan kerapatan dan berat jenis suatu zat serta dapat memahami aplikasinya. II. DASAR TEORI             Kerapatan (ρ) adalah massa persatuan volume pada termperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik ( g/cm³ = g/ml) dan dalam satuan SI kilogram per meter kubik (kg/m³).                         massa (gram)               ρ =                                           = gram . cm ⁻ ³ = ML ⁻ ³                         volume (cm³)          

Formulasi Dalam Pembuatan Sediaan Setengah Padat

II.       TUJUAN : Mengetahu i dan menguasai cara pembuatan sediaan semi padat III.    DASAR TEORI : Sediaan semi padat sendiri diantarany adalah : salep, linimentum, oculenta,dll. Salep adalah sediaan semi padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok ( FI. Ed III ).      Linimentum : Sediaan cair atau Kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat melepaskan otot atau menghangatkan, digunakan sebagai obat luar.      Oculenta : atau yang biasa disebut salep mata, adalah sediaan setengah padat yang pada umunya Hanya digunakan sebagai pelindung kulit.

PERANAN, FUNGSI, DAN TUGAS APOTEKER DI APOTEK

A.     Apotek Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran  sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian ini  didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI  No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian  Izin Apotek. Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu  meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,  pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,  pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional  harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan  sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. B.      Apoteker Menurut Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan  Kefarmasian di Apotek,  A poteker adalah sarjana farmasi