DASAR
TEORI
Kromatografi lapis tipis ( Thin Layer
Kromatography ) adalah adalah salah satu kualitatif dari suati sample yang akan
di deteksi yang akan dideteksi dengan memisahkan komponen- komponen sample
berdasarkan kepolaran. Ide penggunaan kromatografi serapan dalam bentuk lapisan
tipis di lekatkan pada suatu penyongkong telah di kelengahkan pada tahun 1938.
Mula pertama dicoba memisahkan terpen-terpen pada “Cromatostrip” yang di buat
dengan melpisi
potongan gelas kecil dengan penyerap yang di campur dengan pati
atau pelekat yang berkelakuan sebagai pengikat. Kromatografi lapis tipis perlu
dibandingkan pertama-tama dengan kromatografi serapan karena mempunyai sistem
fisika yang bersamaan diantara keduanya dan kedua dengan kromatografi partisi
kertas, karna mempunyai kesamaan dalam teknik eksperimennya, kromatografi kolom
yang merupakan proses yang lambat yang membutuhkan relatif dalam jumlah yang besar demikian pula
cuplikan yang di gunakan sedangkan kromatografi lapis tipis hanya membutuhkan
penyerap dan cuplikan dalam jumlah yang sedikit dan noda-noda yang terpisahkan
yang diloalisir pada plat seperti pada lembaran kertas.
Densitometri
adalah metode analis instrumental yang berdasarkan interaksi radio
elektromagnetik dengan analit yng merupkan noda pada KLT. Analis densitometri
di butuhkan standar dan sampel yang cukup murni. Syarat keberhasilan
densitometri adalah penempatan standar dan sampel yang akurat dan konsisten ke
atas lempeng dalam jumlah kecil serta ukuran bercak yang kecil dan hampir sama.
Persamaan
Kubelka – Munk :
I = Io + Is + It
I = radio elektromagnetik dengan intensitas
semula
Io
= yang jatuh pada permukaan lapis tipis yang tidak homogen dengan arah rambat
tegak lurus
Is
= di serap oleh analit lapis tipis
It
= sebagian diteruskan
Instrumentasi pada TLC scanner
terdiri dari sumbar cahaya, alat seleksi ƛ, sistem kondensor dan fokus, sistem
optik, detektor fotosensitisasi, mekanisme menggerakan lempeng ke bawah berkas
cahaya terfokus
BAHAN DAN ALAT
Ø Alat
: Tlc scanner CS -930IPC Shimadzu
Ø Bahan
: lempeng KLT yang telah dielusi dan berisi standar dan campuran sampel.
CARA KERJA
a. Menghubungkan
alat TLC scanner CS -930IPCkemudian ON – kan
b. Letakkan
lempengan TLC yang akan di analisa pada lempen yang telah di letakkan .
c. Menentukan
letak sumbu x, catat angka yang terlihat
d. Menentukan
letak sumbu y, catat angka yang terlihat
e. Menentukan
angka awal analisis / bercak dan akhir analisis / bercak. Catat kedua angka
yang terlihat
f. Masukkan
smua angka tersebut pada perogram
g. Menentukan
panjang glombang analisisyang akan di gunakan serta sesuaikan dengan sumber
cahayanya ( UV : 190 – 380 nm; visibel : 360 – 900 nm )
h. Jika
seluruh data sudah masuk ke progran mulailah melakukan analisis / scanning pada
lempeng KLT
i.
Utuk memperoleh data
kromatografi yang baik lakukan integrasi secara manual
j.
Mengulangi percobaan
dengan cara merubah panjang gelombang dan atau merubah letak analisis pada noda
HASIL
a. Data pengamatan
KONSENTRASI ZAT (X)
|
LUAS AREA
|
80
|
8183,875
|
70
|
7178,242
|
60
|
3981,403
|
50
|
3340,605
|
40
|
1858,924
|
SAMPEL I
|
3724,871
|
SAMPEL II
|
1544,425
|
b. Perhitungan
Data di atas dihitung
persamaan regresi linearnya
Y = a + bx
a = -4983,9136 r = 0,9766
b
= 164,8753
Ø SAMPEL
1
Metode RL
Y = -4983,91 + 184,88x
3724,871 = -4983,91 +
184,88x
X = 52,8189
Metode OPM
=
CSPL
I
56,1340
Ø SAMPEL
2
Metode RL
Y = = -4983,91 +
184,88x
SPL2 1544,425 = -4983,91 + 184,88x
X = 39,594
Metode OPM
=
CSPL
2
23,274
PEMBAHASAN
Percobaan ini di gunakan untuk
menetapkan kadar sampel menggunakan kurva baku kalibrasi dengan persamaan y = a
+ bx yang bisa di hitung dengan regresi linear. Dengan menggunakan standar yang
telah di ketahui kadar atau konsentrasinya, maka sampel juga bisa di ketahui kadarnya.
Sampel
1 mempunyai luas area 3724,871 yang berada pada luas area
antara konsentrasi 50 dan 60 dan setelah di hitung dengn metode RL dan OPM
hasilnya menunjukan hal yang sama, di mana RL = 52,8189 dan OPM = 56,1340 sedangkan luas area sampel 2 = 1544,425
berada pada standar konsentrasi di bawah 40 ppm, dan hasil konsentrasi metode
RL = 39,594, OPM
23,274
KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan bisa di
lihat bahwa semakin tinggi konsentrasi, maka luas area semakin tinggi pula.
Metode perhitungan sample dengan
metode RL dan OPM pun hasilnya berbeda. Bila denga RL menggunakan persamaan
regresi linear yang bisa di hitung dengan rumus atau kalkulator,, dan OPM
dengan membandingkan salah satu standar yang telah di ketahui konsentrasi dan
luas areanya, untuk menghitung sampel yang baru di ketahui luas areanya.
DAFTAR PUSTAKA
-
PETUNJUK PRAKTIKUM
KROMATOGRAFI ENDANG REJEKI, S.Si., Apt